1 Mei 2019
Welcome to the world, my Sakhiya!
16 Des 2018
Persiapan Menikah Part 2
Perintilan pertama yg aku ingat adalah undangan pernikahan. Untuk undangan pernikahan ini, berdasarkan rekomendasi dari teman dan hasil Googling akhirnya aku memutuskan ke pasar Tebet barat.
Yg katanya disana adalah surganya undangan pernikahan, dan saat kesana yg kudapat adalah benar-benar surga undangan
Kalau didaerah lain apa ya nyebutnya? Untuk barang-barang kebutuhan calon pengantin wanita dari ujung kaki sampai ujung rambut?
Dan jawabanku adalah 'iya'.
8 Sep 2018
Persiapan Menikah Part 1
Waktu itu pernah ngomong ke suami bakal nulis di blog tentang pengurusan pernikahan kita. Tapi sampai sekarang belum kesampaian buat postingan di blognya. Hehehe
Nah mumpung sekarang lagi ada mood untuk nulis lagi, sekalian buat memori cerita tentang pernikahan kami. Yuk cuss mariii...
Kalau nginget persiapan menikah ini pikiran langsung terpecah kemana-mana.
Aku dan suami sama-sama sedang menjalani pekerjaan disebuah daerah yg jauh dari kampung halaman kami. Kampung halaman kami berbeda, aku berasal dari Balikpapan dan suami berasal dari Tegal. Sedangkan saat ini kami sedang berdomisili di Tangerang, lebih tepatnya kabupaten tangerang.
Persiapan menikah kami dimulai dari menentukan tanggal pernikahan, untungnya kedua belah pihak keluarga kami menyerahkan sepenuhnya untuk masalah tanggal ini kepada kami sang calon pengantin. Namun bulannya, keluarga kami menyarankan bulan Desember.
Lalu, terpilihlah tanggal 17 Desember 2017. Karena lumayan cantik tuh tanggal.
Namun, setelah dirundingkan kalau tanggal 17 Desember terlalu dekat dengan akhir tahun, takutnya tiket kereta api dan tiket pesawat harganya melonjak.
Dan setelah beberapa pertimbangan, tanggal yg terpilih untuk hari pernikahanku adalah 03 Desember 2017. Yeyyyyy...
Masalah penentuan tanggal selesai, saatnya merundingkan masalah 'Lokasi'.
Soal 'Lokasi' ini gak semudah menentukan tanggal, awalnya kami merundingkan masalah 'Kota' dimana akan terselenggara pernikahan kami ini.
Pilihannya ada 3 kota, pilihan pertama adalah Jakarta, pilihan kedua adalah Balikpapan, pilihan ketiga adalah Tegal. Dan kota yg terpilih adalah Balikpapan dan Tegal.
Iya, akhirnya kami memutuskan untuk menyelenggarakan pernikahan kami di Balikpapan karena disanalah kampung halamanku. Lalu, di Tegal kami menyelenggarakan acara ngunduh mantu.
Dua-duanya kami putuskan untuk diselenggarakan secara sederhana.
Apakah setelah menentukan tanggal dan tempat acara pernikahan kami semua permasalahan selesai begitu saja? Tentu tidaaaak.
Masih banyak list yg harus mulai kami proses saat itu.
Yg paling pertama harus dipersiapkan adalah KUA stuff.
Untuk urusan di KUA ini sepenuhnya aku serahkan kepada orangtuaku di Balikpapan, yg aku tau hanya membayar 600.000 jika ingin menikahnya diluar kantor KUA, namun jika mau menikah di kantor KUA maka tidak dipungut biaya apapun.
Selain itu untuk urusan KUA ini yg paling aku ingat adalah "Penataran pra nikah". Kalau di Balikpapan seluruh caten katanya wajib untuk mengikuti Penataran tersebut. Jika tidak hadir maka tidak bisa menikah, paling mentoknya wajib melampirkan sertifikat yg menjadi bukti bahwa telah mengikuti Penataran di daerah asal.
Setelah penentuan tanggal, lokasi dan KUA stuff selesai dilanjutkan oleh persiapan perintilan-perintilannya.
Apa saja kah itu?
Aku akan menuliskannya di postingan yg selanjutnya yaa 😁
21 Agu 2018
Hal yg Dirindukan Dari Kampung Halaman
Tahun ini adalah tahun keduaku merayakan hari raya idul fitri tidak di kampung halamanku, Balikpapan.
Yasssh, yg paling sangat amat aku rindukan dari kampung halamanku adalah makanannya... Hehehe
Bukannya aku tidak sangat amat merindukan keluargaku ya, tapi jujurrr makanan khas di pulau Jawa ini berbeda dengan makanan khas yg ada di kampung halamanku, Balikpapan.
Lalu nasi kuning di Balikpapan lebih niat dibandingkan disini, memperhatikan secara detail cita rasa nasi kuningnya dan berbagai menu pendamping nasi kuning tersebut. Huuuft.. aku rindu nasi kuning Balikpapan..
Loh kok?? Iya, coto makasar yg dijual di Balikpapan tuh ya, gak bisa banget ditemuin di jakarta-tangerang. Entah mengapa aku sudah mencoba Google dan mencari rekomendasi tapi tidak kutemukan. Pernah sekali aku mencoba Coto Makasar di daerah Jakarta dan rasanya sangat buruk.
Kalau untuk soto banjar, di Tangerang-jakarta aku sih belum pernah mencari, karena aku yakin disini tuh gak bakal ada yg sama...
Tapi, kalaupun ada yg bersedia memberikan informasi boleh juga tuh dicoba hehe..
Mulai dari sholat idul fitri bersama orangtua dan keluarga di lapangan yg jaraknya lumayan jauh dari rumah, dilanjuti dengan sungkeman dan kemudian menyantap soto banjar...
Duh... Betapa indahnya hari raya :p
Setelah makan enak, biasanya para krucil udah menyiapkan tas kecil mereka untuk menaruh angpao termasuk akyuu.. Ups... Hahaha
Nah ini, pokoknya kalau pulang kampung, selain bertemu orangtua dan keluarga jangan lupa juga menjalin silahturahmi dengan teman dan sahabat di kampung halaman.
Walaupun mungkin hanya berjumpa beberapa menit, tapi yg namanya silahturahmi itu pasti ada keuntungannya.
Misal; dapet minum gratis :p
Sebelum aku merantau, yg sering aku keluhkan adalah "Balikpapan tuh nyebeliinnya cuma 1, tempat wisatanya ngebosenin. Hanya ada pantai dan buaya." Hahaha
Sampai-sampai ada yg menyebut bahwa Balikpapan adalah tempat yg hanya cocok digunakan untuk mencari uang. Kalau cari tempat wisata ya pulau Jawa solusinya... Hmmm..
Walaupun itu semua benar, tapi terkadang aku merindukan pantai di Balikpapan yg sangat mudah dijangkau dan penangkaran buaya yg baru dua kali aku kunjungi selama hidupku ini.
Yg terakhir adalah suasananya. Maksudnya, suasana kota Balikpapan yg berbeda jauh dengan suasana kabupaten Tangerang dimana tempat sekarang aku tinggal.
Mulai dari tingkat polusi udara, kepadatan penduduk dan yg paling utama adalah suasana lalu lintasnya!
Behh, bener-bener lalu lintas di Balikpapan tuh ngangenin bangeeet.
26 Feb 2018
Manfaat Merantau
Bulan februari yg lalu, tepat setahun sudah aku meninggalkan kota Balikpapan tercinta dan pindah kota kecil yg sangat begitulah. Hehehe.
Kota kecil yg sangat begitulah yg aku maksud adalah kota Sepatan, yg berada di Kabupaten Tangerang.
Sebelum aku pindah kesini, aku membayangkan kehidupan yg sepi, sunyi dan sendiri tanpa orangtua, keluarga dan sahabat.
Iya. Aku tidak pernah hidup tanpa orangtua, keluarga dan sahabat selama ini. Aku tidak bisa membayangkan jika diriku ini sendirian. Hiks... Pasti sangat menyedihkan..
Tetapi aku harus mencobanya, mencoba untuk merantau dan hidup sendiri..
Yap. Akhirnya aku mencoba untuk merantau..
22 Jul 2017
Saling Menghargai
Tentang saling menghargai.
Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin menuliskan tentang ini.
Dimulai saat aku bekerja dengan banyak orang dan merasakan betapa pentingnya saling menghargai.
Awalnya aku pikir akan sangat menyenangkan jika bisa bekerja sama dengan banyak orang, bisa berinteraksi dengan banyak orang setiap harinya. Tapi ternyata ekspetasiku terlalu tinggi.
Aku pikir saling menghargai telah menjadi sebuah naluri seluruh umat manusia, karena secara tidak sadar kita mau tidak mau harus melakukan hal yg bernama 'saling menghargai' ini.
Saling menghargai dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Salah satunya dengan keluarga dirumah, misalkan ibu kita telah memasak untuk makan malam. Maka naluri saling menghargai ini akan berjalan, dan membuat kita untuk membatalkan rencana makan diluar dan memilih untuk makan malam dengan masakan ibu.
Lalu, saat sang adik dirumah ingin menonton kartun setelah dia selesai mengerjakan tugas sekolah dan sang kakak otomatis tergerak naluri saling menghargainya lalu menurunkan egonya agar sang adik tetap bahagia dan tidak stres dengan tugas sekolahnya. Itu juga termasuk contoh saling menghargai, menurutku.
Saling menghargai ternyata juga telah terjadi saat kita masih anak-anak.. Dan mungkin saat usia anak-anak inilah awal saling menghargai itu muncul.. Seperti lirik lagu Joshua yg sangat aku sukai saat kanak-kanak ini;
"Jangan hey jangan... Janganlah sedih melihat teman bahagia.... Jangan hey jangan... Janganlah bahagia melihat teman bersedih...."
Iya.
Menurut aku lirik lagu tersebut secara tidak langsung mengajarkan kita untuk saling menghargai dan tidak sirik :p
Oke...
Sepertinya saling menghargai sangatlah mudah dan banyak sekali contohnya jika kita mengambil dari sisi kekeluargaan sehari-hari. Namun, sadarkah kalian jika kita akan mengambil contoh dari sisi pekerjaan atau profesi, hal itu akan menjadi sedikit sulit?
Aku baru memikirkan tentang ini saat aku bekerja dengan banyak orang, sejak ruang lingkupku tidak hanya dengan bos, teknisi, tukang, dan vendor...
Saat ruang lingkup kerjaku menjadi bagian marketing, ternyata aku banyak mendengar issue-issue tidak enak tentang bagian orang dalam (back office terutama finance) dan aku sangat terkejut bukan kepalang. Lebaayyy... 😂
Terkejut saat mendengar kalimat "Orang dalam tuh ya, bisanya cuma duduk doang. Nyuruh kita jualan tapi kerjanya gak becus. Sampai gaji kita telat cairnya gini kan jadinya. *#$%^#$"..
Rasanya nusuk banget denger kalimat kayak gitu, padahal saat itu posisiku sama dengan mereka yg bagian marketing. Bukan bagian back office atau orang dalam tersebut.
Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena aku pernah merasakan jadi orang dalam. Aku tau rasanya jadi mereka walaupun hanya sedikit.
Tapi aku juga bisa merasakan yg bagian marketing rasakan, karena saat itu aku adalah bagian dari mereka..
Marketing Vs Finance, SPG Vs Admin, Orang luar Vs Orang dalam...
Aku ceritain yaa, rasanya jadi Marketing ituu.....
1. Pusing
Iya jadi marketing itu pusing. Penyebab pusingnya adalah;
a. Pusing mikirin gimana caranya tampil cantik cetar membahana halilintar setiap saat. Minimal setiap hari pakai makeup tuh lipstick dan eyeliner. Lipstick gak boleh warna nude, karena terlalu pucat.
Eyeliner tidak boleh lupa agar mata lebih menyala. Aku, sebagai perempuan abal-abal yg caranya pakai eyeliner aja gak tau tapi setiap hari malah diwajibkan untuk memakainya jelas pusing tujuh keliling.
Baju yg dipakai tidak boleh kedodoran alias harus ngepas di badan.
Parfume dan heels harus selalu tersedia didalam tas. Kalau gak mengikuti hal diatas semua akan ada potongan pada gaji kalian. Yipiy!!!
Mungkin aku saat menjadi SPG/Marketing tsb dinobatkan menjadi yg paling rembes alias kucel alias tidak cetar membahana halilintar seperti yg lainnya. Nasib. Hahaha...
b. Pusing mikirin denda. Dateng telat denda, tidak pakai heels denda, pakai celana jeans denda.
Hal inilah yg menyebabkan antara orang luar dan orang dalam sering cekcok mulut.
c. Pusing mikirin minimnya waktu luang. Pokoknya berasa kerja rodi aja gitu kalau ngeliat jam kerjanya.
Sejujurnya aku tidak begitu suka dengan jam kerja diluar pukul 8-5...
d. Pusing mikirin yg mana temen yg bener-bener cocok dengan dirikuh.. Memang sih banyak temen, tapi untuk mencari temen yg bener-bener bisa ditemenin tuh agak sulit di dunia per-SPG-an menurut aku.. Hehehe
e. Pusing mikirin target. Tapi kalau aku sih jujur aja gak pernah mikirin target, makanya sering dapet omelan, cacian dan makian dari sang leader..
Hitung-hitung belajar kuatin mental lah yaa... Hahaha
2. Capek.
Iya. Jadi SPG itu cuapek loh.. Capek ngomong panjang lebar ke calon pembeli, menjelaskan tentang produk, meyakinkan bahwa produk yg dijual itu berkualitas bagus dan layak dibeli, bahkan terkadang capek menjawab beribu pertanyaan yg diajukan oleh calon pembeli. Aku rasa hanya orang yg benar-benar gemar berbicara yg tidak capek jika menjadi SPG...
Selain capek berbicara, menjadi SPG juga terdapat capek-capek lainnya seperti; capek pulang malam, capek berdiri dengan memakai heels selama berjam-jam, capek waktu hingga capek hati. Huftlaa.
Terus kalau jadi orang dalam, apakah senikmat pendapat orang-orang tadi? Kerjanya hanya duduk?
Tentu saja benar doooong, pendapat mereka tentang orang dalam kerjanya hanya duduk. Soalnya aku gak bisa bayangin gimana jadinya seorang staff administrasi/keuangan ngerjain laporan dan tetek bengek mereka dengan posisi kayang?! Wow, berasa lagi sirkus kan yaaa... 😂
Tapi kalian juga pasti tau kan kalau mereka yg bekerja di bagian dalam tersebut sebenarnya tidak hanya sekedar duduk, namun mereka juga melaksanakan pekerjaan yg sudah dipercayai kepada mereka. Mulai dari membuat laporan, menginput data sampai mengontrol keuangan.
Dan pekerjaan yang mereka lakukan sambil duduk tersebut juga membuat pusing dan capek taoooo...
Jadi, apa sih inti dari tulisan ini?
Intinya ya semua pekerjaan itu sama. Sama-sama membuat pusing dan capek.
Hmm enggak enggak... Inti dari tulisan ini tuh sebenernya ya aku mau curhat dan memberikan suatu pendapat yg semoga saja pendapat ini mengandung faedah bermutu tinggi, bismillah.....
Curahan hatinya adalah....
1. Aku mulai merasa tidak nyaman mendengar keluhan dari orang-orang tentang pekerjaannya dan tempat dimana dia bekerja. Iya, aku juga pernah melakukan hal tersebut. Tapi tidak setiap hari. Beneran deh....
Kenapa sih harus mengeluh? Bukankan ingin bekerja dimana dan akan mengerjakan apa itu adalah sebuah pilihan? Artinya ya kalian harus menerima segala resiko karena pilihan kalian tersebut dan nikmati sisi positifnya...
Jika tidak mendapat sisi positif dari pilihan kalian tersebut, ada pilihan lain lagi kok selain mengeluh... Yaitu, tinggalkan...
2. Selain mulai tidak nyaman dengan segala keluhan, aku juga mulai tidak nyaman dengan perbuatan merendahkan seseorang, atau tidak menghargai seseorang berdasarkan pekerjaannya....
Ininih yg bikin aku gemes belakangan ini....
Dan pendapatnya adalah....
Pekerjaan atau profesi di dunia ini ada beraneka macam, dalam suatu tempat untuk bekerja tidak mungkin hanya ada satu profesi kan didalamnya?
Terus kenapa sih kok bisa ada beberapa orang yg dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata yg sangat tidak menghargai profesi lain? Seolah-olah bahwa profesi yg dia emban lah yg paling tersiksa, seolah-olah hanya kaum mereka lah yg bersusah payah melakukan pekerjaannya, lalu meremehkan bahkan merendahkan profesi orang lain.. Sungguh terlalu...
Lewat tulisan yg tidak seberapa ini aku hanya ingin menyampaikan bahwa saling menghargai itu sangatlah penting.
Karena di dunia ini terdapat berbagai macam manusia dan berbagai macam profesi. Profesi adalah hal yg membuat kita bisa mendapatkan rezeki, profesi merupakan keahlian kita masing-masing yg ditempuh dengan jerih payah masing-masing.
Walaupun profesi kita berbeda-beda, yg kita rasakan tetaplah sama, yaitu pusing dan capek.
Yg memilih profesi untuk diriku ya adalah diriku. Bukan kamu, dia, atau kalian.
Jadi jadi jadi... Syukuri apa yg telah kalian pilih untuk diri kalian sendiri dan hargailah pilihan orang lain. Karena tidak ada yg lebih indah dari bersyukur dan saling menghargai satu sama lain.. ❤
8 Apr 2017
Melancong Ke Pulau Pramuka
Iya, aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan memiliki pengalaman pergi liburan bersama teman-teman satu tempat pekerjaan... :))
Sekarang aku bekerja di sebuah daerah bernama Sepatan, kata para driver grab yg pernah aku order dari Sepatan sih daerah ini jauh kalau mau kemana-kemana. Dan aku setuju dengan pendapat driver itu. Biar kalian gak penasaran dimana itu Sepatan coba aja baca disini..
Oke lanjut cerita tentang melancongnya ya...
Jadi untuk melancong ke Pulau Pramuka semua karyawan yg akan ikut wajib membayar Rp. 350.000/orang. Biaya tersebut sudah termasuk biaya transport PP dari Muara Angke - Pulau Pramuka, penginapan 2hari 1malam, makan pagi, makan malam, barbeque, snorkeling, dan ke tempat wisata lainnya.
Aku sebagai pecandu hal yg berbau kesenangan langsung mendaftarkan diri untuk ikut serta ke Pulau Pramuka! Hitung-hitung sebagai pemanasan dari rencana melancongku ke Pulau Derawan yg sampai detik ini belum tercapai..
Untuk menuju Pulau Pramuka, aku dan teman-teman berangkat dari Sepatan jam 5 subuh menuju ke pelabuhan Muara Angke. Sayang sekali waktu itu aku tidak memperhatikan jam, sehingga tidak tau berapa waktu yg ditempuh untuk sampai di pelabuhan.
Di pelabuhan Muara Angke, kami menunggu lumayan lama sampai kapalnya bergerak jalan. Dari Muara Angke ke Pulau Pramuka memakan waktu sekitar 3 jam. Kalian bisa melakukan banyak aktifitas didalam kapal, seperti; tidur, bangun, tidur lagi. :p hehe
Setelah berada di dalam kapal selama kurang lebih 3 jam itu, akhirnya sampai juga di Pulau Pramuka. Saat itu disana sangat ramai pengunjung, mungkin karena itu hari Sabtu? Atau memang Pulau Pramuka laris manis ya?
Saat tiba di Pulau Pramuka kami semua langsung menuju penginapan yg lokasinya tidak jauh dari tempat kapalnya berlabuh, hanya berjalan kaki kurang dari 5 menit sudah sampai disana.
Penginapan yg disediakan ternyata seperti sebuah rumah yg dibagi menjadi dua, sehingga satu bagian rumah memiliki 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dan 1 ruang nonton tv. Begitupun dengan bagian rumah lainnya..
Di penginapan, kami menaruh barang-barang kami semua disana dan kemudian makan siang pun datang. Sehingga kami pun makan bersama di teras penginapan. Sungguh menjalin rasa kekeluargaan.. Tsaah :p
Kira-kira pukul setengah 2 siang, sesuai dengan jadwal yg dibuat oleh tour guide disana, kami pun menuju tempat untuk belajar snorkeling. Untuk menuju kesana, lagi-lagi harus ditempuh dengan kapal dan dengan waktu sedikit lama.
Ini adalah pertama kalinya aku merasakan betapa indahnya perjalanan via laut alias naik kapal, pemandangan di sisi kanan dan kiri sangat cantik secantik diriku. LoL
Bagian pertama saat ke Pulau Pramuka ini adalah Snorkeling. Aku salut dengan tour guidenya yg bersedia dengan sabar mengajari aku dan teman-teman yg tidak bisa berenang dan belum pernah snorkeling ini.
Awalnya aku sangat takut tenggelam, namun si mas tour guide selalu mengingatkan bahwa jika telah memakai pelampung semuanya akan aman asalkan tidak panik. Dan aku mengikuti apa yg dikatakan oleh si mas tour guide. Hasilnya?? Aku jadi kecanduan snorkeling! Keliling kesana kemari ngeliat ikan-ikan lucu dan terumbu karang cantik yg ada di dalam laut... Ah... Mauuu lagiii...
Yg aku rasakan saat pertama kali snorkeling ini adalah aku seperti bisa masuk ke dalam dunia lain yg sangaaaaaaaaat indah! Rasanya membuat jantungku berdebar-debar bahagia apalagi ditambah dengan suara blubb... blubb.. blubb... yg keluar dari alat bantu pernapasan yg aku pakai saat snorkeling itu :))
Namun sayang sekali aku tidak mendapatkan foto underwater yg ada ikan-ikan lucunya :(
Bagian kedua yaitu menuju pantai pasir putih... Disana aku sangat puas berlarian kesana-kemari, berselfie selfie ria, dan menikmati pemandangan matahari yg akan tenggelam..
Bagian ketigaaa, kami dibawa oleh mas tour guide ke penangkaran hiu.. Sejujurnya aku agak sedikit kecewa dengan yg inii.. Karena dalam bayanganku aku akan selfie bersama hiu, ternyata memegangnya saja tidak bisa.. Hahaha sok berani banget ya aku mau selfie bareng hiu segala :(
Tapi, sunset dari teman ini sangat cuuuucok!
Sampai di penginapan kami langsung disuguhi dengan menu makan malam dan barbeque pada jam 12 malam.. Tapi, ku terlalu lelah untuk merasakan barbequenya dan ku memilih bobo cantik.. Huhu
Keesokan harinyaaaa, aku dan beberapa temanku pergi berburu sunrise.. Ngomong-ngomong soal melihat sunrise dilaut, aku sempat kecewa dengan pengalamanku berburu sunrise di Jogja, dan itu terulang kembali.. Hahaha..
Iyaa, kami gagal mendapatkan sang sunrise.. Tapi, kami berhasil menemukan pantai yg sangat lucu untuk dijadikan tempat berfoto-foto. Hehe
Jika kalian ingin berburu sunrise, menurutku tempat terbaiknya adalah di gunung. Dan untuk berburu sunset baruuuu tempat terbaiknya adalah dilaut!
Bagian terakhir dari perjalanan ini adalah naik banana boat, dan bagiku adalah pengalaman terasin selama naik banana boat yg pernah aku alamiiii.. Karena aku terminum lumayan banyaaak air lautnya, huftlaaaa..
Namun, perjalananku kali ini tetap sangat menyenangkan seperti perjalananku yg sebelumnya. Dan aku sangat bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menikmati ini semua. Alhamdulillah..
Semoga perjalananku yg selanjutnya akan lebih menyenangkan lagi! ^^
See youuu..